Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)

|

JURNAL PTS

“PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PAKEM MELALUI PEER TEACHING DALAM MGMP SISTEM SEL”

Dra. YEYEH RODIAH, M.Pd (Pengawas Kabupaten Bandung Jawa Barat)

e-mail: yeyehrodiah@yahoo.com,yeyehrodiah@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Sekolah ini merupakan hasil pengalaman penulis dalam membina dan memantau kinerja guru di wilayah binaan yaitu di gugus IV Komda Bandung Timur Tenggara Kabupaten Bandung yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran berbasis PAKEM melalui kegiatan peer teaching dalam MGMP Sitem SEL. Objek yang diambil adalah guru Bahasa Inggris sebagai kolabolator.

Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini berupa tindakan yang terbagi dalam tiga siklus, tiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu :perencanaan, pelaksanaan, refleksi dan evaluasi/ revisi. Tindakan yang dilakukan berupa peer teaching dengan menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis PAKEM dalam MGMP sistem SEL.

Hasil wawancara yang diperoleh pada awal penelitian untuk menentukan tindakan antara lain; sikap guru terhadap penggunaan strategi PAKEM, melakukan peer teaching pada MGMP, mengikuti kegiatan MGMP yang dekat nenunjukkan keinginan yang sangat tinggi. Sedangkan hasil penelitian yang diperoleh dari tiap siklus dengan prosentase yang sangat tinggi adalah kehadiran guru dalam MGMP, sikap siswa terhadap PBM. kegiatan Peer Teaching, sikap peserta selama mengikuti kegiatan MGMP , Pembuatan RPP , Pelaksanaan PBM , Sikap guru terhadap Pembelajaran antara siklus I, II dan II menunjukkan peningakatan yang sangat signifikan.

Kesimpulan yang diperoleh adalah; Peer Teaching dalam MGMP sistem SEL dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran berbasis PAKEM.

Kata Kunci : MGMP Sistem SEL, Peer Teaching, RPP, PAKEM, Kompetensi Guru

  1. PENDAHULUAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/ Madrasah yang didalamnya meliputi Kualifikasi dan Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah, tercantum bahwa Pengawas Sekolah harus memiliki 6 dimensi kompetensi Adapun tugas dan fungsi pengawas sekolah dalam melakukan supervisi akademik dan supervisi manajerial diantaranya 1) mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah menengah yang sejenis,2) membimbing guru dalam menyusun silabus dan RPP tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan, 3) membimbing guru dalam memilih dan menggunakan stategi/metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui mata-mata pelajaran, 4) membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, hal ini ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan semata

Sebagai pengawas mata pelajaran Bahasa Ingggris, peneliti sebagai mitra guru dalam meningkatkan kompetensi tersebut berusaha membina membimbing dalam pembuatan silabus, RPP serta pelaksanaan PBMnya baik dalam kegiatan MGMP atau dipantau langsung ke dalam kelas. Namun dari hasil pemantauan tersebut dari 30 orang guru Bahasa Inggris yang dapat melaksanakan Pembelajaran yang Aktif, Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM) itu hanya 8 orang ( 27%), sementara pesan kurikulum senantiasa menginginkan pembelajaran di kelas itu harus menggunakan paradigma 4 pilar pendidikan UNESCO yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together, dengan pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning) tidak membosankan sehingga hasilnya akan riten cukup lama di benak siswa,yang pada kenyataannya guru masih banyak yang belum memahaminya dan kurang pengetahuan dan pengalaman dalam mempraktekannya sehingga mereka kembali mengajar dengan strategi teacher centered sehingga kemampuan dan potensi siswa kadang tidak tergali dan hasil belajar siswa belum mencapai tarap yang diinginkan. Adapun Guru yang membuat Perangkat Pembelajaran lengkap hanya 6 orang (20%), Pembuatan Silabus yang baik hanya 10 orang (33%), RPP yang baik hanya 6 orang (20%),yang melaksanakan PBM secara PAKEM hanya 8 orang ( 27%) dan yang aktif dalam pertemuan MGMP rata-rata 40% dengan alasan lokasi kegiatan MGMP jauh.dari sekolah dimana mereka bekerja.

Untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola Pembelajaran berbasis PAKEM, apakah peer teaching dalam kegiatan MGMP Sistem SEL dapat meningkatkannya?

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran berbasis PAKEM melalui peer teaching dalam kegiatan MGMP system SEL

  1. KAJIAN TEORI DAN KONSEP

Berdasarkan tugas yang diamanatkan tadi maka peneliti mencoba memenuhinya dengan mengadakan supervisi akademik dengan tujuan tiada lain untuk meningkatkan mutu pendidikan semata dan lebih khususnya lagi untuk meningkatkan kemampuan profesionalisme guru dalam merancang RPP dan melaksanakan PBM berbasis PAKEM yang lebih baik lagi sebagaimana dinyatakan oleh Afonso dkk ( 1981). ” the function of supervision is to promote the teachers’ profesional growth, to achieve better learning through better teaching”.

Supervisi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah supervisi klinis yang bermaksud untuk membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya seperti dikatakan Acheson (1987:11-13) ” Clinical supervision is supervision to help the teacher improve his or her instructional performance” and ”focused upon the improvement of instruction by means of systematic cycles of planning, observation, and intensive intellectual analysis of teaching performance in the interest of rational modification.”

Bertolak dari pengalaman bahwa kegiatan MGMP kurang berjalan sebagai mana yang diharapkan, MGMP hanya digunakan sebagai sarana bertemu sehingga kurang bermanfaat, karena MGMP belum digunakan untuk menjadikan solusi pemecahan masalah pembelajaran efektif. Hal ini membuat kegiatan MGMP pun menjadi terhenti karena kegiatan tidak menarik dan kurang tepat guna, kalaupun kegiatan baik kedatangan pesertapun masih belum maksimal dengan berbagai kendala diantaranya: tempat yang jauh, kegiatan tidak menarik, tidak mendapat dukungan dari Kepala Sekolah, tidak ada dana dan lain-lain.

Untuk mengatasi itu semua peneliti mancoba membina MGMP dengan sisten SEL yaitu pelaksanaan kegiatan MGMP dengan cara membagi peserta dari inti menjadi kelompok-kelompok / sel-sel kecil seperti tergambar berikut ini

MGMP

Sekolah

Gambar MGMP sitem SEL ( Self Efective Learning )


Pengertian SEL ini juga dapat peneliti artikan sebagai Self Efective Learning

( belajaran madiri yang efektif ) yang berarti guru diharapkan tidak selalu harus dipantau oleh pengawas dalam melaksanakan tugasnya secara baik seperti selalu membuat perangkat pembelajaran yang baik dan selalu melakukan PBM yang PAKEM.

Sejalan dengan prinsip MGMP bahwa kegiatan MGMP harus dari, untuk dan oleh guru, maka yang secara harfiah peer teaching dapat diartikan mengajar teman/ tutor sebaya. Sedangkan pengertian yang secara luas dalam penelitian ini peer teaching adalah melaksanakan proses belajar mengajar dengan apa yang telah direncanakan kepada sesama peserta MGMP (Teman sebagai siswanya) untuk dikritisi dan disempurnakan yang selanjutnya dipraktikkan di kelas yang sesungguhnya .

C.METODOLOGI PENELITIAN

Tempat penelitian adalah Gugus IV yang merupakan bagian dari Wilayah Komisariat Daerah (KOMDA) Bandung Timur Tenggara yang sektretarianya di SMA Negeri 1 Cileunyi Kabupaten Bandung. Jumlah guru sebagai anggota MGMP Bahasa Inggris (MGMP Inti) periode Semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009 adalah 30 orang guru Bahasa Inggris,Sedangkan yang menjadi menjadi objek ( fokus penelitian ) adalah 15 orang dari 15 Sekolah di gugus binaan ( MGMP SEL 2/ Gugus IV ); 2 SMA Negeri, 13 SMA Swasta.

Prosedur Penelitian Tindakan Sekolah mengacu pada prosedur Penelitian Tindakan Kelas Hopkin,1993:48 dan Kember,2000:26 yaitu sebagai berikut;

Spiral (siklus) Penelitian Tindakan Sekolah


  1. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

  1. Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan setiap hari MGMP Bahasa Inggris yaitu hari Selasa dengan melakukan kegiatan; pelaksanaan peer teaching, refleksi, revisi RPP, pembuatan RPP, supervisi kelas, kesimpulan untuk merencanakan strategi berikutnya.

  1. Siklus Pertama

Rekapitulasi hasil Pemantauan Siklus Pertama

Rata Kehadiran Guru

Rata-Rata Nilai RPP

Sikap Guru selama Kegiatan MGMP

Rata-Rata Peer Teaching

Rata-Rata

Nilai PBM

Sikap

Siswa Terhadap PBM & Strategi

Sikap

Guru Terhadap PBM & Strategi

91,11%

77,78

79,60

76,76

83,61

70

80%

Amat Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Dari kegiatan siklus Pertama ini peneliti dapat mengevaluasi bahwa kegiatan Peer Teaching masih dapat dilanjutkan dalam kegiatan MGMP selajutya, dan strategi yang sudah dicobakan yaitu “Maka A Match, Jig saw, dan Story Based on pictures”telah disepakati untuk diganti dengan strategi yang lain yaitu dengan 1) Think Pair Shares, 2) Two Stay Two Stray, dan 3) Role Playing . RPP juga diperbaiki baik secara bersama-sam ataupun perorangan

Siklus Kedua

Rekapitulasi hasil Pemantauan Siklus Kedua

Rata Kehadiran Guru

Rata-Rata Nilai RPP

Sikap Guru selama Kegiatan MGMP

Rata-Rata Peer Teaching

Rata-Rata

Nilai PBM

Sikap

Siswa Terhadap PBM & Strategi

Sikap

Guru Terhadap PBM & Strategi

97,77%

78,11

80

78,57

83,61

78

84

Amat Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Dari kegiatan siklus kedua ini peneliti dapat mengevaluasi dan menarik kesimpulan sebagai berikut; kegiatan Peer Teaching masih dapat dilanjutkan dalam kegiatan MGMP selajutya, strategi yang sudah dicobakan yaitu “1) Think Pair Shares, 2) Two Stay Two Stray, dan 3) Role Playing dapt dicoba terus dengan perbaikan-perbaikan. Dilihat perbedaan hasil dari siklus pertama terdat peningkatan meskipun ada yang masih tetap atau bahkan menurui tapi secara keseluryhan ada peningkatan

Rekapitulasi hasil Pemantauan Siklus Ketiga

Rata Kehadiran Guru

Rata-Rata Nilai RPP

Sikap Guru selama Kegiatan MGMP

Rata-Rata Peer Teaching

Rata-Rata

Nilai PBM

Sikap

Siswa Terhadap PBM & Strategi

Sikap

Guru Terhadap PBM & Strategi

97,77%

79,67

89,33

78,54

79,23

87

89,33

Amat Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Dari kegiatan siklus kedua ini peneliti dapat mengevaluasi dan menarik kesimpulan sebagai berikut; kegiatan Peer Teaching masih dapat dilanjutkan dalam kegiatan MGMP selajutya, strategi yang sudah dicobakan yaitu “1) Think Pair Shares, 2) Two Stay Two Stray, dan 3) Role Playing dapt dicoba terus dengan perbaikan-perbaikan. Dilihat perbedaan hasil dari siklus pertama terdat peningkatan meskipun ada yang masih tetap atau bahkan menurui tapi secara keseluryhan ada peningkatan.

Setelah menyelesaikan tiga siklus maka kita dapat melihat hasilnya . yang pertama tentang kehadiran peserta MGMP. Dengan kontrol dan pemanatauan yang terus menerus ditunjang dengan tempat kegiatan MGMP yang dekat maka tingkat kehadiran gurupun tetap bertahan dengan posisi yang sangat baik dengan prosentase 95,55 %, untuk jelasnya bisa dilihat dalam grafik berikut ini

Rata-Rata Kehadiran Guru dalam Kegiatan MGMP Sistem SEL

Selama Tiga Siklus

Adapun sikap peserta dalam mengikuti MGMP sistem SEL ini terutama pada saat peserta membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) cukup baik dengan rata-rata skor 80,09 yang pada siklus pertama mendapat skor nilai 79,60 sedangkan siklus terakhir 80,67 dapat dibaca dalam grafik berikut ini

Sikap Peserta MGMP terhadap Kegiatan di MGMP Sistem SEL

Selama Tiga Siklus


Hasil dari kegiatan Peer Teaching cukup baik juga yang pada siklus pertama sempat diganti dengan simulasi tidak memposisikan peserta menjadi siswa kare anggotanya hanya 5 orang , namun setelah dicoba dan diminta rekan seawatnya untuk tidak mempermainkan Sehingga yang pada siklus pertama mendapat poin rata-rata 76,76, siklus jedua 78,57 yang pada pada akhirnya di siklus terakhir ada kenaikan yaitu mencapai 78,58 sehingga rata-ratanya mencapai 77,96 lihat grafik berikut ini;

Hasil Kegiatan Peer Teaching di MGMP Sistem SEL

Selama Tiga Siklus


Pembuatan RPP kenaikannya cukup hal ini menandakan bahwa kegiatan ini terutama dengan pembinaan yang terus menerus berkelanjutan maka hasil dari kegiatan itu akan segera terlihat , bisa kita lihat dari pembuatan RPP yang pertama mendapat rata-rata nilai 77,78 dan yang terakhir atau siklus ketiga mendapat rata-rata nilai 83,44.Untuk jelasnya lihat grafik di bawah ini

Hasil Pembuatan RPP selama Tiga Siklus


Melihat hasil dari pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) ini sangat tergantung pada kesulitan materi yang diberikan makin lama belajar siswa makin susah juga materi yang diberikan apalagi strategi pembelajaran menjadi lebih sulitnya tapi meskipun demikian masih tetap ada peningkatan yaitu pada siklus pertama mendapat rata-rat skor 83,61, siklus kedua rata-rata 77,58 sedangkan siklus terakhir mendapakan 79,23 dengan rata-rata akhir 80,14 sperti terlihat dari hasil pantauan berikut ini;

Rata-Rata Hasil Pelaksanaan PBM di Kelas Selama Tiga Siklus


Untuk Sikap guru terhadap PBM di kelaspun memperoleh kenaikan yang cukup yaitu pada siklus pertama mendapat skor 80,siklus kedua mendapat ka rata-rata skor 84 dan pada siklus ketiga mendapat skor 89,33 dengan rata-rata 84,44 . Begitu juga sikap siswa terhadap pelaksanaan PBM dirasakan cukup baik selalu ada peningkatan dari sikap yang asalnya suka ribut tidak terarah sekarang menjadi aktif ( ribut tapi terarah).skor yang diperoleh adalah ; siklus pertama 70, siklus ke dua 78 dan siklus ke tiga adalah 87 sehingga rata-rata akhir menjadi 78,83 untuk lengkapnya tergambar dalam 2 grafik berikut ini;

Sikap Guru terhadap pelaksanaan PBM di Kelas Selama Tiga Siklus


Sikap Siswa Terhadap Pelaksanaan PBM di kelas Selama 3 siklus

E. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI

1) Dengan melakukan peer teaching dalam MGMP sistem SEL maka guru dapat meningkatkan kinerjanya terutama dalam pembuatan RPP dan mengimplementasikannya di sekolah masing-masing dengan PBM berbasis PAKEM.

2) Keterbatasan dari hasil penelitian ini adalah melakukan peer teaching dalam MGMP sistem SEL ini belum tentu cocok dan berhasil seandainya digunakan di daerah- daerah lain. Mengatur waktu kunjungan kelas cukup sulit karena jadwal mengajar guru (peserta MGMP) banyak yang sama.

3) a) Komitmen antara pengawas,guru, dan kepala Sekolah harus dibangun secara kuat, b) Kepala Sekolah sangat diharapkan ikut terlibat terutama dalam melaksanakan supervisi akademiknya/ supervisi kelas,c) Pembentukan dan Pembagian Wilayah binaan tidak terlalu cepat minimal 3 tahun sekali ( satu siklus pesertya didik berada di sekolah binaan. Hal ini diharapkan untuk pembinaan dari mulai input, proses sampai ke out put

F. DAFTAR PUSTAKA

Acheson, Keith A, et al, 1987, Techniques in The Clinical Supervision of Teachers, ,Longman, New York & London.

Arikunto, Suharsimi, 2007, Penelitian Tindakan Sekolah, Makalah pada Bimbingan dan Teknik KTI bagi Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah, Direktorat PMPTK Departemen Pendidikan Nasional.

Berman Sally, 2002, Making Choice Theory Work In A Quality Classroom,USA: Skylight Training and Publishing,Incc

Depdiknas, 2004, Pemberdayaan MGMP, Direktorat Pendidikan Menengah, Jakarata

Depdiknas, 2004, Revitalisasi MGMP Dalam Konteks School Reform Dengan Pendekatran MPMBS,Direktorat PMU, Jakarta.

Depdiknas, 2008, Kumpulan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Nasional Pendidikan dan Panduan KTSP, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Depdiknas, 2008, Petunjuk Teknis Penelitian Tindakan Sekolah, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Jakarta.

Depdiknas, Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta

Depdiknas, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta

Hopkin David P. 1993, A teacher’s Guide to Classroom Research, Open University, Buckingham,.

Kardiawarman, Ph.D, 2001, Penelitian Tindakan Kelas, IKIP Bandung

 

©2009 KEPENGAWASAN DALAM PENDIDIKAN | Template Blue by TNB